Sumber : pixabay.com
Rendang daging sapi merupakan salah
satu makanan nusantara khas Sumatera Barat. Cita rasa legendaris dari rendang
begitu digemari masyarakat. Bahkan perpaduan rasa pedas, manis, serta gurih
seringkali membuat orang-orang ketagihan dan tak ingin berhenti menikmatinya.
Saking lezatnya, pada tahun 2011
rendang pernah dinobatkan sebagai makanan paling enak di dunia. Melalui survei
CNN International rendang berhasil menduduki peringkat pertama, mengalahkan
sejumlah makanan dari berbagai negara.
Sebut saja Pasta, Sushi, hingga Tom
Yum yang lebih dulu populer. Kemudian di tahun 2013, rendang resmi ditetapkan
sebagai Warisan Budaya Tak Benda, oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia.
Fakta
Unik Tentang Rendang Daging Sapi
Rendang memiliki perjalanan panjang
sebelum akhirnya menjadi makanan terlezat di dunia. Nama “Rendang” sendiri
berasal dari Bahasa Minang “Randang”, atau sebagian menyebut “Marandang” yang
berarti "Lambat". Hal tersebut mengacu pada proses masak rendang
daging sapi yang memakan waktu cukup lama.
Pada dasarnya, zaman dulu
masyarakat membuat rendang menggunakan daging kerbau. Namun mengingat populasi
kerbau semakin sedikit, maka orang-orang mulai menggantinya dengan daging sapi
dan ayam. Di balik kepopulerannya, ternyata rendang memiliki sejumlah fakta
menarik seperti berikut ini.
1.
Sudah Ada Sejak Abad ke-15
Meski jejak sejarahnya sedikit
sulit untuk ditelusuri. Namun rendang dipastikan sudah ada sejak abad ke-15.
Resep rendang daging sapi berasal dari para leluhur di Daerah Minangkabau.
Meski demikian, beberapa pihak menyebut jika cita rasanya mendapat pengaruh
dari budaya India dan Arab.
Pasalnya, di abad ke-15 Minangkabau
sudah menjadi pusat perdagangan rempah-rempah. Para pedagang yang singgah di
kawasan tersebut sebagian besar berasal dari Gujarat, India, serta Arab Saudi.
Hal inilah yang kemudian membuat masyarakat berbaur dan terjadi kultur budaya.
2.
Menjadi Makanan Khas Bangsawan
Hadir di zaman kerajaan, rendang
menjadi salah satu hidangan wajib para bangsawan. Terutama sebagai bekal ketika
mereka melakukan perjalanan jauh untuk menjelajahi samudera. Mengingat rendang
sangat awet dan memiliki daya tahan cukup baik.
Jika proses pengolahannya kering
tanpa kuah, rendang bisa tahan hingga berminggu-minggu pada suhu normal. Konon
katanya, semakin lama daging rendang tersimpan maka kelezatannya akan lebih
berlipat ganda.
3.
Bahan-Bahannya Penuh Filosofi
Secara umum, bahan untuk membuat
rendang terdiri dari daging, kuah santan, cabai, dan sejumlah rempah-rempah.
Menariknya, bahan-bahan tersebut memiliki filosofi tersendiri bagi orang
Minang.
Daging merupakan simbol Niniak
Mamak atau sebutan bagi para pemimpin. Santan atau Karambia berarti Cadiak
Pandai yakni kaum cendekiawan. Sementara cabai atau dalam bahasa Minang disebut
lado merujuk pada tokoh agama. Terakhir, pemasak atau rempah-rempah
menggambarkan masyarakat Minangkabau.
4.
Pengolahan Daging Rendang Berjam-jam
Jika Anda pernah memasak rendang
daging sapi, tentu sudah mengetahui jika proses pengolahannya benar-benar lama.
Satu panci rendang membutuhkan waktu 4 sampai 8 jam, untuk mendapatkan tekstur
kematangan yang sempurna.
Setidaknya daging rendang akan
melewati 3 tahap pengolahan. Tahap pertama yaitu gulai dengan santan yang masih
sangat cair. Kemudian masuk ke tahap kalio, ketika kuahnya sudah mulai kental.
Tahapan terakhir barulah daging sapi menjadi rendang, saat seluruh kuahnya
mengering.
5.
Penjualnya Tersebar di Seluruh Penjuru
Anda tentu sudah tidak heran jika
hampir di semua tempat ada rumah makan “Padang”. Sajian di rumah makan ini
memang lengkap, terdapat berbagai macam lauk yang bisa pembeli pilih. Namun
tetap saja rendang menjadi primadona. Apalagi mengingat proses pengolahannya
lumayan lama.
0 Komentar