Kolak pisang kolang kaling menjadi salah satu menu andalan ketika berbuka puasa. Bagaimana tidak, rasa manis gula jawa, gurih santan, dan kesegaran kolang kaling mampu melegakan tenggorokan setelah berjam-jam menahan dahaga. Agar isian kolak semakin lengkap, biasanya ibu-ibu di rumah menambahkan potongan ubi ungu maupun kuning.
Makna
Filosofis Kolak Pisang Kolang Kaling
Di balik kepopulerannya sebagai
menu berbuka yang nikmat. Ternyata kolak pisang memiliki sejumlah filosofi
menarik. Nama “Kolak” berasal dari Bahasa Arab yakni “Kholaqo” atau “Khaliq”
yang artinya “Mencipta”.
Secara tersirat, kolak menganjurkan
kepada para penikmatnya untuk selalu dekat dengan Sang Pencipta. Tak hanya itu
saja, beberapa isiannya juga memiliki makna tersendiri. Supaya semakin jelas,
berikut ini uraian lengkapnya.
1.
Pisang
Bahan utama pembentuk kolak adalah
pisang. Umumnya, jenis pisang yang cocok untuk membuat kolak adalah kepok. Nama
“Kepok” sendiri ternyata merujuk pada istilah “Kapok”. Dalam Bahasa Jawa
“Kapok” berarti menyesal atau jera.
Makna tersirat yang ingin
disampaikan adalah para penikmat kolak pisang kolang kaling sebaiknya selalu
menyesali perbuatan dosa. Serta sungguh-sungguh bertaubat untuk tidak
mengulangi kesalahan itu lagi.
2.
Santan
Kuah kolak yang gurih berasal dari
perpaduan santan dan gula jawa. Kuah yang memiliki tugas melebur semua bahan
kolak ini, dalam bahasa Jawa disebut “Santen”. Penyebutan tersebut merupakan
bentuk kependekan dari kata “Pangapunten” yang artinya meminta maaf. Maknanya
merujuk kepada perintah agar manusia selalu memaafkan antar sesama.
3.
Kolang Kaling
Kolang kaling dalam kolak
melambangkan kesabaran. Kolang kaling sendiri berasal dari pohon paling kaya di
antara tanaman lainnya. Meski demikian, ia tetap mencerminkan kehidupan yang
sederhana. Bahkan ketika daun tuanya ditebas, buahnya dipanen, ijuknya diambil,
ia tetap sabar dan percaya hal itu tidak akan membuatnya menjadi miskin.
4.
Ubi
Tak hanya pisang, ubi menjadi bahan
yang selalu hadir di berbagai jenis kolak. Ubi memiliki filosofi yang sangat
menarik untuk kita ulas. Menurut kepercayaan orang Jawa, ubi mengingatkan
manusia akan adanya kematian. Bagaimana tidak, ubi menjadi salah satu jenis
polo pendem yang hidup di bawah tanah.
Sehingga secara tersirat para
penikmat kolak harus selalu ingat, bahwa suatu saat pasti akan dikubur di dalam
tanah juga. Kematian bisa saja menghampiri seseorang secepat menyendok kolak ke
mulut. Karena itu, para wali mengajak bertobat di setiap suapan kolak yang
disantap.
Resep
Kolak Pisang Kolang Kaling Nikmat
Meski bisa membeli di sepanjang
jalan ketika bulan puasa. Namun, kenikmatan kolak tidak seperti ketika membuat
sendiri di rumah. Resep kolak pisang kolang kaling sendiri sangat sederhana,
bahan-bahannya pun murah meriah seperti berikut ini.
- Ubi ungu atau kuning secukupnya dipotong dadu.
- Pisang kepok yang sudah matang jumlahnya sesuai
selera.
- 250 gram kolang kaling
- 150 gram gula merah, jika ingin lebih manis
bisa dilebihkan.
- Santan kental.
- Air secukupnya.
- 1/2 sendok teh garam halus.
- Beberapa lembar daun pandan.
Cara
Membuat
Pada dasarnya, cara membuat kolak
pisang kolang kaling hanya cukup mencampurkan bahan-bahan di atas. Kemudian
merebusnya hingga matang. Supaya lebih memahami Anda bisa mengikuti
langkah-langkahnya berikut ini.
- Pertama, cuci kolang kaling hingga bersih dan
rebus sebentar untuk menghilangkan rasa langunya.
- Panaskan air hingga mendidih, setelah itu rebus
ubi yang sudah dipotong dadu agar teksturnya menjadi setengah matang.
- Masukkan kolang kaling beserta santan kental ke
dalam rebusan ubi.
- Sambil diaduk secara merata, tambahkan garam,
gula merah, dan daun pandan agar aromanya semakin menggugah selera.
- Terakhir masukkan pisang kepok matang, dan
masak sebentar supaya teksturnya tidak lembek.
- Jangan lupa koreksi rasa, jika ada yang kurang
bisa ditambahkan.
- Selesai.
0 Komentar